Search

Demi Timnas, Ravi-Riyan Terbang ke Jakarta dan tak Kembali

Keduanya menjadi bagian dari 181 orang yang tercatat sebagai penumpang Lion Air JT160

REPUBLIKA.CO.ID, Muhammad Ravi Andrian dan Riyan Aryandi tak bisa lagi hadir ke stadion untuk mendukung tim nasional Indonesia. Laga perempat final Piala AFC U-19 yang mempertemukan Indonesia kontra Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Ahad (28/10), merupakan pertandingan terakhir yang mereka saksikan langsung di stadion. Keduanya menjadi bagian dari 181 orang yang tercatat sebagai penumpang Lion Air JT-160 rute Cengkareng-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan dekat Tanjung Karawang.

Dua pemuda asal Lubuk Linggau, Sumatra Selatan, terbang ke Jakarta pada Sabtu (27/10) malam untuk bisa melihat langsung pertandingan timnas U-19 melawan Jepang. Budi (29), rekan kerja Ravi dan Riyan, menuturkan bahwa mereka bertiga sangat menyukai dan fanatik terhadap timnas Indonesia. Mereka selalu memberikan dukungan saat timnas berbagai usia bermain, langsung atau pun dari jauh.

“Perihal menang kalah itu nomor dua, yang penting kami dukung timnas,” kata Budi kepada wartawan di Posko Crisis Centre Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Pusat, Kamis (1/11) sore.

Budi menuturkan saat pertandingan mereka duduk berdekatan di tribun 1A Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sepanjang pertandingan, lanjut Budi, mereka bertiga sangat antusias dan menikmati jalannya pertandingan. Meskipun Indonesia kalah 0-2 dan gagal ke Piala Dunia U-20, ketiganya tetap gembira bisa menyaksikan dan mendukung langsung tim asuhan Indra Sjafri.

Namun, pertandingan malam itu menjadi momen terakhir Budi bersama dua rekannya bersama. Keesokan harinya, Senin (29/10), Muhammad Ravi Andrian dan Riyan Aryandi harus kembali ke Pangkalpinang untuk bekerja di sebuah perusahaan pertambangan mitra BUMN PT Timah di Bangka. Mereka menumpang pesawat Lion JT-610 yang kemudian njatuh tak lama setelah lepas landas.

Budi telah bersahabat dengan mereka berdua sejak setahun terakhir karena bekerja di satu perusahaan. Budi menuturkan, mengingat kantor pusat perusahaan mereka ada di Kebayoran, Jakarta, kepergian mereka ke Ibu Kota juga diselingi urusan kantor.

Namun, Budi harus berangkat belakangan karena ada pekerjaan yang harus dituntaskan pada Senin sore. Karena itulah, Ravi dan Riyan pulang lebih awal ke Pangkalpinang sementara Budi akan bertolak dari Jakarta pada Selasa sore. Meskipun pada awalnya Budi akan ikut pada penerbangan pagi itu.

Nahas, setelah 13 menit mengudara, pesawat bernomor register PQ-LPQ jenis Boeing 737 MAX 8 itu hilang kontak tepat pukul 6.33 wib lalu jatuh ke perairan Karawang, Jawa Barat. “Mereka saya antar ke bandara. Mereka menjabat tangan saya dan bilang ‘hati-hati’. Tidak biasanya begitu,” ujarnya.  

Mendengar kabar tersebut, Budi akhirnya tak jadi pulang ke Pangkalpinang. Ia tetap tinggal di Jakarta, bekerja sembari menemani keluarga dua sahabatnya. Budi mengatakan, tidak akan kembali sebelum semua proses dan urusan selesai. Kantor tepat Budi bekerja pun telah menugaskan Budi untuk turut mendampingi keluarga Ravi dan Riyan.

“Saya diizinkan kantor untuk sambil kerja di sini, saya ditugaskan untuk mendampingi sampai semua tuntas,” ujarnya.

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2QaKNLu

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Demi Timnas, Ravi-Riyan Terbang ke Jakarta dan tak Kembali"

Post a Comment

Powered by Blogger.