REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Fauziah Mursid
Sebelum dilantik menjadi wakil presiden pada 20 Oktober lalu, Ma'ruf Amin memiliki sejumlah panggilan penghormatan. Sosoknya yang dikenal sebagai seorang ulama, membuat Ma'ruf mendapat penghormatan sebagai 'Kiai' oleh orang lain. Kapasitasnya sebagai kiai memang terbukti hingga Ma'ruf Amin menduduki posisi tertinggi di Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai ketua umum, bahkan hingga nonaktif saat ini setelah menjabat sebagai wakil presiden.
Panggilan kedua untuk sosok yang kini sudah menginjak umur 76 tahun pada 11 Maret lalu adalah 'Abah'. Ini panggilan penghormatan untuk sosok Ma'ruf Amin yang dituakan. Wakil Presiden Ma'ruf Amin sendiri mengakui, setelah dilantik pada Ahad sekitar sepekan lalu, kini ia menambah daftar panggilan, sebagai Wapres.
Ia sendiri mempersilakan setiap orang untuk memilih tiga panggilan tersebut. Ma'ruf Amin tidak akan memaksakan setiap orang untuk memanggilnya Wapres, meskipun saat ini ia mendampingi Presiden Joko Widodo memimpin negara Indonesia.
"Banyak orang kemudian bingung menyebut saya, ada yang nyebut Abah, Pak Kiai, sekarang ada yang nyebut Wapres," tutur Ma'ruf saat menghadiri acara penutupan Musyawarah Besar X Ormas Pemuda Pancasila di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (28/10).
Suami dari Wury Estu Handayani ini tidak mempersoalkan panggilan orang lain untuknya. Hal yang paling penting, bagi Ma'ruf Amin, jangan ada yang kebingungan dengan persoalan panggilan.
Ma'ruf pun mempersilakan orang lain memanggilnya dengan sebutan yang selama ini diberikan kepadanya, seperti sebelum ia menjadi wakil presiden. "Silakan nyebut Abah, Kiai, atau Wapres," ujar Ma'ruf.
Bahkan, kata Ma'ruf, jika tidak ingin menghilangkan tiga kata tersebut, ia juga tidak masalah jika kemudian tiga kata tersebut digabung. "Ada yang bilang digabung aja, Abah Kiai Wapres. Sehingga, tidak hilang semuanya ada. Digabung tiga-tiganya juga tidak masalah, Abah Kiai Wapres," ujar Ma'ruf yang kemudian disambut tawa oleh peserta yang hadir.
Ma'ruf juga meminta orang tidak lagi pusing dengan panggilan kepada nya. "Saya dipanggil Abah juga tidak masalah, dipanggil Kiai tidak masa lah, dipanggil Wapres tidak masalah. Digabung tiga- tiganya juga tidak masalah," kata Ma'ruf menegaskan.
Kiai Ma'ruf juga membuka alasannya untuk mencalonkan diri sebagai wapres. Terlebih, masih ada yang meragukannya untuk berkontestasi di Pilpres 2019 kemarin mengingat usianya yang telah memasuki 76 tahun.
Ma'ruf mengaku memang tidak pernah bercita-cita menjadi wakil presiden. Namun, kata Ma'ruf, takdir Allah SWT yang justru membuatnya kemudian menjadi wakil presiden.
Karena itu, Ma'ruf menilai, menempati posisi tertentu merupakan kehendak Tuhan. Ma'ruf juga hendak menjawab alasan ia bersedia maju menjadi wakil presiden dalam usia tak lagi muda.
Ma'ruf mengaku terinspirasi dari cerita orang tua yang tetap menanam pohon dalam usia lanjut. "Saya jadi wapres, bisa membantu presiden, bisa mengantarkan Indonesia ini untuk menjadi Indonesia maju. Itu adalah bukan untuk saya, tapi untuk generasi Indonesia yang akan datang," katanya menegaskan. (ed: agus raharjo)
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2PsGmhIBagikan Berita Ini
0 Response to "Panggilannya Abah, Kiai, atau Wapres?"
Post a Comment