REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedokteran Islam di era kekhalifahan telah memberi begitu banyak sumbangsih bagi pengembangan dunia kedokteran modern. Sejarah mencatat, salah satu kontribusi penting yang disumbangkan para dokter Muslim dari zaman keemasan terhadap dunia medis modern adalah dalam bidang urologi.
Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus menangani bedah ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi. Jauh sebelum Felix Guyon, profesor Urologi pertama di Paris, Prancis, pada tahun 1890 mengembangkannya, para dokter Muslim di abad ke-9 M sudah menguasai urologi.
Sederet inovasi penting di bidang urologi telah ditemukan para dokter Muslim terkemuka, seperti Al-Razi, Ibnu Sina, Al-Zahrawi, Ibnu Al-Quff, Thabit Ibnu Qurra, Al-Majousi, serta Al-Tabari. Mereka tak hanya mampu mendeteksi dan mengobati beragam penyakit urologi, tetapi juga telah menemukan sederet peralatan dan teknologi pengobatannya.
Buah pemikiran dan hasil penemuan mereka dalam bidang urologi telah memberi pengaruh yang sangat besar bagi dokter-dokter di dunia Barat. Peradaban Barat telah mengembangkan dan menerapkan urologi yang ditemukan para dokter Muslim dari abad ke-9 M.
Tak heran, jika dokter bedah terkemuka di Barat, E Forge, begitu takjub dengan pencapaian yang ditorehkan Al-Zahrawi dalam bidang kedokteran--lewat karyanya Al-Tasriif.
Sekitar seribu tahun silam, para dokter Muslim, seperti Ibnu Abbas Al-Majousi, Ibnu Sina, dan Ibnu Hubal telah berhasil mengidentifikasi anatomi tubuh manusia yang menjadi kajian studi urologi. Mereka telah menjelaskan secara detail tentang anatomi kandung kemih dan bagian-bagian saluran kencing. Penjelasan yang mereka sampaikan tentang organ-organ itu, tak ada bedanya dengan dunia kedokteran modern.
Dr AM Dajani dalam tulisannya bertajuk Abstracts of Contribution of Islamic Medicine to Urologi memaparkan, para dokter Muslim di zaman keemasan juga sudah mulai mencurahkan perhatiannya untuk mencegah terjadinya vesicoreteric reflux (VUR), yakni kelainan saluran urine dari kandung kemih ke ginjal.
Gangguan ini, menurut para dokter Muslim, dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. "Yang menarik untuk dicatat, setelah seribu tahun kemudian, observasi yang sama juga dilakukan oleh sarjana Arab terkemuka bernama E Tanagho," papar Dajani. Sejarah juga mencatat, Al-Majousi adalah dokter pertama yang menjelaskan kelainan-kelainan, seperti hispospadia, epispadia, serta hermaphroditisme.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2L6ueQGBagikan Berita Ini
0 Response to "Sumbangan Kedokteran Islam dalam Bidang Urologi"
Post a Comment