REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan curah hujan yang terjadi di Jabodetabek sejak Selasa (31/12) petang hingga Rabu (1/1) pagi termasuk ke dalam kategori ekstrem. Kondisi ini berpeluang masih akan terjadi ke depan. Sebab, BMKG menyebut puncak musim hujan baru akan terjadi pada Februari-Maret.
"Hasil pantaun pos-pos hujan BMKG yang tersebar di sekitar Jabodetabek, data menunjukkan hujan yang merata dari malam hingga pagi ini di beberapa wilayah masuk kategori ekstrem, lebih dari 100 mm per hari. Beberapa titik bahkan mencapai 200-300 mm, masuk kategori ekstrem," jelas Kasubdit Analisis Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi, melalui pesan singkat, Rabu (1/1).
Adi menjelaskan, menurut pantauan BMKG, hujan yang menyebabkan banjir di berbagai titik di Jabodetabek itu bukan merupakan puncak musim hujan. BMKG memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Februari-Maret 2020.
Menurut Adi, hujan di akhir dan awal tahun sebenarnya sudah diprediksi oleh BMKG dengan mengeluarkan peringatan dini cuaca pada periode Natal dan Tahun Baru. BMKG mengatakan perlu diwaspadai peluang-peluang hujan ekstrem pada periode tersebut.
"Terbukti di malam tahun baru dan awal tahun hujan cukup merata dan tempo relatif lama, terjadi di sekitar wilayah Jabodetabek," katanya.
Ia mengatakan, BMKG memprediksi hujan masih akan terjadi untuk hari ini hingga dua-tiga hari ke depan untuk wilayah Jabodetabek. Di beberapa wilayah di DKI Jakarta, kata dia, hari ini masih akan turun dengan intensitas ringan dan sedang.
"Beberapa wilayah ada juga yang pagi hingga siang berawan, namun demikian sore dan malam hari berpeluang kembali hujan," jelas Adi.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/35flvTcBagikan Berita Ini
0 Response to "BMKG: Puncak Musim Hujan Belum Tiba"
Post a Comment