REPUBLIKA.CO.ID, WOLVERHAMPTON -- Selalu ada berkah di balik bencana. Itulah yang dialami Chelsea FC.
Sebelum musim 2019/2020 bergulir, the Blues mendapat masalah. Klub tersebut dilarang membeli pemain baru pada bursa transfer musim panas 2019 dan musim dingin 2020. Walhasil, pelatih Chelsea Frank Lampard memiliki amunisi terbatas.
Bukan Lampard namanya jika menyerah pada keadaan. Solusinya, ia mengangkat 'derajat' para pemain muda. Sejumlah jebolan akademi London Biru masuk tim utama.
Pada awal kompetisi musim ini, Chelsea langsung mendapat hasil pahit. Bertandang ke Stadion Old Trafford, Jorginho dan rekan-rekan dihajar Manchester United empat gol tanda balas. Belajar dari kekalahan tersebut, Lampard berbenah.
Tiga hari kemudian, the Blues, bertemu Liverpool pada Piala Super Eropa. Selama 120 menit, kedua tim bermain imbang 2-2. Kendati pada akhirnya kalah di sesi adu penalti, sang juru taktik tetap puas.
Kembali ke Liga Primer. Kreasi Lampard memadukan tenaga junior-senior terus berjalan. Hasil positif mulai terasa.
Teranyar, London Biru tampil trengginas saat bertemu Wolverhampton Wanderers pada pekan kelima kompetisi terelite Negeri Ratu Elizabeth. Bertanding di Stadion Molineux, Sabtu (14/9) malam WIB, pasukan Lampard menundukkan tuan rumah, 5-2. Tammy Abraham menjadi bintang dalam laga tersebut.
Pesepak bola 21 tahun itu mencetak hattrick ke gawang Wolves. Gol Chelsea lainnya tercatat atas nama Fikayo Tomori dan Mason Mount. Ketiganya berstatus jebolan akademi London Biru.
"Jika mereka terus bermain seperti ini, mereka akan memiliki karier fantastis," kata Lampard dikutip dari laman resmi klubnya.
Peran para pemuda sangat terasa. Mereka menyumbang 11 gol di Liga Primer Inggris sejauh musim ini berjalan. Abaraham mengoleksi tujuh gol dan berada di puncak top skorer sementara bersama penyerang Manchester City, Sergio Aguero. Kemudian Mount mencetak tiga gol. Satu gol lagi tercatat atas nama Tomori.
Abraham mengukir berbagai rekor usai duel kontra Wolves. Ia baru saja menyamai catatan Cristiano Ronaldo dan Dele Alli. Mereka mencetak brace (dua gol) dalam tiga pertandingan Liga Primer secara beruntun pada usia 21 tahun ke bawah.
Abraham menjadi pemain Inggris ketiga yang mencetak hattrick untuk Chelsea. Sebelumnya Gavin Peacock dan Lampard melakukan hal ini. Abraham lebih hebat dari para seniornya. Ia pesepak bola termuda dalam sejarah the Blues yang memborong tiga gol di satu pertandingan kompetisi terelite Inggris.
Masih ada satu rekor tambahan. Abraham pemain pertama yang membuat hattrick serta gol bunuh diri dalam satu pertandingan. Berbagai catatan di atas menjadikan sosok yang musim lalu dipinjamkan ke Aston Villa mulai jadi andalan publik Stamford Bridge. Abraham berharap ia terus mempertahankan kinerja positif ini.
"Saya harus mengambil setiap kesempatan yang datang pada saya. Saya bekerja keras. Saya senang dengan gol yang saya cetak, juga tiga poin yang kami peroleh," ujar pemain bernomor punggung sembilan.
Abraham menunjukkan citra positif dari akademi Chelsea. Beberapa pemain kelas dunia seperti Kevin de Bruyne, Romelu Lukaku, dan Mohamed Salah, merupakan jebolan sekolah bola London Biru.
Hasil pada pekan kelima membuat the Blues mendekat ke papan atas. Mateo Kovacic dkk berada di tangga keenam klasemen. Dengan mengantongi delapan poin, pemilik Stadion Stamford Bridge tertinggal tujuh poin di belakang Liverpool sang penguasa sementara.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2ZZwjGqBagikan Berita Ini
0 Response to "Kreasi Lampard dan Sensasi Abraham"
Post a Comment