Huawei mencatatkan pendapatan global sekitar Rp842 trililiun pada semester satu 2019, meningkat 23,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, pertumbuhan pendapatan Huawei di Indonesia masih berada di kisaran 2-3% dibandingkan periode yang sama.
"Pada semester pertama 2019, kalau saya tidak salah ada di kisaran 2%-3% dibanding tahun lalu, karena itu saya katakan flat," ujar Chief Technical Officer Huawei Indonesia, Vaness Yew, Rabu (31/7/2019) di Artotel Thamrin, Jakarta.
Ia menambahkan, bisnis penjualan ponsel pintar bukan jadi sumber pendapatan utamanya di Indonesia karena hanya menyumbang di bawah 3% dari total pendapatan.
Baca Juga: Meski Dihambat Boikot AS, Pendapatan Huawei Tetap Naik 23,2% dari Tahun Lalu
"Bisnis smartphone di Indonesia tidak menjadi sumber pendapatan utama kami di Indonesia," imbuh Vaness.
Secara global, Huawei menduduki posisi kedua dari segi pengiriman perangkat. Penjualan terbanyak ada di negara asalnya China dan berhasil 23% pangsa pasar di sana.
"Di semester awal tahun ini, saya pikir kami sudah kuasai lebih dari 23% pangsa pasar, itu jadi pencapaian yang baik di China."
Lebih lanjut, perusahaan yang diboikoit oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Mei lalu berharap untuk meraih pencapaian lebih baik pada semester dua 2019 jika dilihat dari pertumbuhan di semester awal tahun ini, menurut Vaness.
Baca Juga: Pertumbuhan Huawei di Kuartal II Tahun Ini Melambat, Gara-gara AS?
Ia bilang, "Target tahun ini secara keseluruhan, secara minimum flat, tapi kami harap bisa meraih yang lebih baik dari tahun lalu."
Secara global, Huawei telah memiliki 188 ribu karyawan dan 80 ribu peneliti yang tersebar di 170 negara. Perusahaan itu sudah berdiri sejak 1987.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pendapatan Huawei Tumbuh 23,2% secara Global, di Indonesia?"
Post a Comment