REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasokan air di sejumlah wilayah semakin langka menyusul semakin meluasnya kekeringan dampak kemarau panjang. Warga di daerah yang mengalami krisis air membutuhkan pasokan air untuk menyelamatkan lahan pertanian para petani dan keberlangsungan hidup warga di daerah yang mengalami krisis air bersih.
Di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, luas kekeringan lahan pertanian mencapai 2.563 hektare pada awal Juli ini. Pada pertengahan Juni lalu, hanya ada 688 hektare lahan yang berstatus terancam kekeringan.
Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, jumlah sawah yang terdampak kekeringan berpotensi bertambah seiring masih panjangnya musim kemarau. "Saat ini ada 4.373 hektare lahan yang terancam kekeringan," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Sudrajat, Senin (1/7).
Dari 2.563 hektare lahan yang kekeringan, seluas 1.022 hektare lahan berkategori kekeringan ringan, kekeringan sedang 1.016 hektare, dan kekeringan berat seluas 422 hektare. Jika kekeringan terus terjadi, kata dia, tingkatan kerusakan akan meningkat dari ringan ke sedang dan sedang ke berat.
Lahan terdampak kekeringan kebanyakan tersebar di selatan Sukabumi yang rata-rata sawahnya tadah hujan. Pemerintah disebut sudah memberikan bantuan berupa pompanisasi untuk daerah yang masih terdapat sumber air.
Walau kekeringan melanda, produksi beras di Sukabumi masih surplus. Dia menjelaskan, luas panen pada Juni 2019 mencapai 18.459 hektare dengan produksi beras sebesar 43.064 ton. Adapun kebutuhan mencapai 21.038 ton sehingga terdapat surplus 22.026 ton.
Luas lahan pertanian yang terdampak kekeringan juga terus meluas di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Petani pun merugi karena banyak yang tidak mengajukan asuransi tani.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan Pemkab Magetan Eddy Suseno mengatakan, total luas lahan yang ditanami padi pada musim kemarau pertama (MK 1) mencapai 21 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, terdapat 849,2 hektare lahan pertanian yang mengalami kekeringan dan terancam puso.
"Jumlah itu meluas dari sebelumnya yang hanya 167 hektare," kata dia.
Ia sangat menyayangkan karena tidak semua lahan terdampak kekeringan diasuransikan. Dengan demikian, petani tidak bisa melakukan klaim atas gagalnya panen.
"Kami masih menunggu data dari perusahaan asuransi berapa petani yang telah mengajukan klaim asuransi usaha tani padi (AUTP)," katanya.
Guna mengatasi kekeringan di Magetan, Pemkab Magetan tak hanya mengandalkan hujan dan waduk irigasi, tetapi juga menambah pemasangan sumur pompa dalam bagi petani. Pemasangan sumur pompa diutamakan untuk daerah yang jauh dari sistem irigasi.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2XLpN4QBagikan Berita Ini
0 Response to "Kekeringan Meluas, Ribuan Hektare Sawah Terancam Gagal Panen"
Post a Comment