REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Seratusan lebih santri kelas sembilan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan kelas 12 Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Tahfiz Misbahunnur di Kabupaten Bandung Barat menggelar sema'an Alquran menyambut bulan Ramadhan, Sabtu (4/5). Mereka membaca Alquran tanpa melihat kitab dengan disimak orang tua dan guru.
Para santri yang melakukan sema'an Alquran adalah mereka yang telah dinilai oleh para penguji ponpes. Selama menempuh tiga tahun pendidikan, rata-rata mereka mampu menghafal satu hingga lima juz. Bahkan beberapa diantaranya mampu menghafal hingga 20 juz Alquran.
Sema'an Alquran yang dilakukan para santri juga merupakan bagian dari berakhirnya masa pendidikan kelas sembilan MTs dan kelas 12 MA di pondok pesantren pimpinan KH Badrus Sallam. Saat ditemui, KH Badrus Sallam mengatakan sema'an Alquran dilakukan dengan melibatkan ustaz di pesantren dan orang tua di rumah. Diharapkan, para orang tua mengetahui kemajuan anaknya dibidang hapalan Alquran.
"Total ada 122 santri MTs dan MA. Semua semaan Alquran dan disimak oleh orang tuanya masing-masing," ujarnya kepada Republika.co.id, Sabtu (4/5).
Menurutnya, sema'an dilakukan dihadapan orang tua agar mereka tahu kemampuan masing-masing anaknya. "Sekarang (sema'an) didengar langsung oleh orang tuanya. Meskipun tidak akan tuntas seperti untuk 20 juz karena membutuhkan waktu beberapa jam. Setidaknya orang tua tahu tentang kemampuan anak," katanya.
Setelah kegiatan sema'an, ia mengungkapkan, mereka diberi ijazah pesantren saat diwisuda. Dirinya menambahkan, kegiatan tersebut juga bertepatan dengan menyambut Ramadhan.
KH Badrus Sallam mengatakan santri yang lulus di kelas 9 MTs banyak melanjutkan pendidikan ke lembaga yang fokus di bidang tahfiz dan alam dua tahun bisa hafiz 30 juz. Mereka yang lulus MA mendapatkan keuntungan bisa masuk perguruan tinggi negeri dengan adanya persyaratan menghafal juz Alquran.
Ustazah Ponpes Misbahunnur sekaligus penguji bacaan Alquran, Lilis Solihat mengatakan santri perempuan melakukan sema'an Alquran sesuai dengan yang dihafal. Rata-rata, ia mengatakan santri banyak yang hafal lima juz dan beberapa diantaranya 20 juz.
"Kita mengundang orang tuanya untuk hadir dan disimak (bacaannya) oleh keluarganya dan orangtuanya sesuai jumlah juz yang diperoleh. Sebelumnya sudah diuji dulu sama gurunya dan dapat nilai," ujarnya.
Selama menempuh pendidikan, para santri yang hafal tiap satu juz akan dicek hafalannya oleh penguji. Menurutnya, jika sudah hafiz maka akan diperbolehkan menghafal juz berikutnya.
"Semua dimulai dari juz 30 terus surat pilihan dan nanti ke juz awal," katanya.
Sakti Indra Wibowo (46 tahun), orang tua santri Fatih Hilmi (15) mengaku senang dengan hafalan Alquran anaknya yang sudah mencapai 20 juz. Ia mengatakan, sejak lulus TK telah mengarahkan anaknya untuk menjadi hafiz Alquran.
"Lulus dari TK, saya arahkan di pesantren tahfiz di Ciamis. Lulus SD sudah hafiz sembilan juz dan sekarang dilanjutkan 20 juz," ungkapnya.
Dirinya mengaku terus menyemangati anaknya untuk dekat dan berinteraksi selalu dengan Alquran. Ia berharap anaknya bisa mengajarkan Alquran kepada yang lainnya.
"Harapan saya (anak) bisa mengajarkan Alquran. Sebaik-baiknya belajar adalah belajar mengajar Alquran. Saya nggak ada niatan mencari materi untuk mendapatkan dunia dengan Alquran. Jaminan Allah SWT, orang yang gaul dengan Alquran akan tercukupi, saya nggak khawatir untuk dunia," katanya.
from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2IZyS3gBagikan Berita Ini
0 Response to "Santri Ponpes Tahfiz Misbahunnur Gelar Sema'an Alquran"
Post a Comment