REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegowes atau pengguna sepeda membuat petisi kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyediakan parkir khusus sepeda bebas biaya di setiap stasiun kereta. Penginisiasi petisi tersebut ialah Febi Yonesta, salah satu orang yang sering menggunakan sepeda untuk mengantarkannya ke tempat tujuan.
Ia mengaku sering ke kantornya di Jakarta dari rumahnya di Bogor menggunakan transportasi umum seperti Kereta Rel Listrik (KRL). Untuk sampai ke stasiun, ia lebih memilih menggowes sepeda daripada menggunakan kendaraan pribadi yang menghasilkan polusi dan menyumbang kemacetan.
"Naik sepeda ke Stasiun Cilebut, terus langsung lanjut ke Jakarta, turun di Stasiun Cikini," ujar Febi saat dihubungi Republika, Ahad (5/5).
Ketua Bidang Organisasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) itu juga mengatakan, selama ini ia memarkirkan sepedanya di mana saja. Terkadang di stasiun dengan biaya sama seperti tarif parkir motor karena untuk masuk ke area parkir harus melakukan tap in.
Selain itu, ia terkadang memarkirkan sepedanya di rumah-rumah warga yang membuka jasa tempat penitipan motor. Ia pun mengeluarkan biaya yang sama untuk sepeda seperti menitipkan motor.
Padahal, pemerintah terutama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI saat ini mendorong masyarakat untuk mau menggunakan angkutan umum. Sementara, kata Febi, sepeda bisa menjadi alternatif pilihan sebagai transportasi untuk mengantarkan ke tempat-tempat transportasi umum berada seperti stasiun kereta maupun Transjakarta.
Selain mengurangi kemacetan, sepeda juga bisa mengurangi polusi di Ibu Kota. Namun, sayangnya, menurut Febi, tak tersedia tempat parkir khusus sepeda bebas biaya. Sehingga para pesepeda terpaksa memarkirkan sepedanya di tempat-tempat parkir kendaraan bermotor yang berbiaya.
Ia mengatakan, lokasi parkir khusus sepeda bebas biaya di stasiun kereta merupakan hal yang lazim diadakan di berbagai negara seperti Belanda dan Jerman. Kebijakan ini menandakan komitmen riil pemerintah untuk secara serius menanggulangi masalah kemacetan dan polusi udara.
Penyediaan tempat parkir khusus, lanjut Febi, sebagai insentif bagi mereka yang tidak menggunakan kendaraan pribadi. "Harus didorong penggunaan sepeda bagi mereka yang tinggal di dekat stasiun dan harusnya mereka diberikan insentif," kata Febi.
Ia hanya meminta tempat parkir yang sederhana, hanya besi tempat untuk menambatkan sepeda. Lahannya pun, kata dia, tak menggunakan lahan yang luas.
Ia menambahkan, kalaupun memang harus membayar, Febi meminta tarif yang terjangkau. Jika bisa dengan pengawasan terhadap sepeda-sepeda yang terparkir.
Petisi ini dilayangkan melalui situs change.org dengan judul petisi "PT KAI Harus Menyediakan Lokasi Parkir Khusus Sepeda Bebas Biaya di Setiap Stasiun Kereta". Petisi ini telah mengumpulkan 1.175 tanda tangan orang saat Republika berkunjung ke situs tersebut pada Ahad (5/5) pukul 17.00 WIB.
Sementara itu, VP Komunikasi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Erni Sylviane Purba mengaku memahami kebutuhan sebagian pelanggannya yang memerlukan layanan parkir sepeda di area stasiun. Kebutuhan pelanggan ini telah disampaikan kepada PT Reska Multi Usaha (RMU) sebagai anak usaha PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang mengelola perparkiran di area stasiun.
"Perwakilan dari pengguna KRL juga sudah bertemu dengan manajemen dari PT RMU," kata Erni.
Ia melanjutkan, saat ini PT RMU sebagai operator parkir di lingkungan stasiun sedang membuat kajian untuk penyediaan fasilitas parkir sepeda. Hal itu sebagai bentuk pelayanan kepada konsumen.
Di sisi lain, Erni menambahkan, hingga saat ini keperluan sebagian pengguna sepeda telah diakomodasi oleh PT KCI. Mereka yang menggunakan sepeda lipat dapat membawanya ke dalam kereta dalam posisi terlipat.
"Pengguna sepeda lipat telah sejak awal dapat membawa sepedanya ke dalam KRL dalam posisi terlipat sesuai aturan yang ada," tutur Erni.
from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2vCPqFtBagikan Berita Ini
0 Response to "Pegowes Minta Parkir Khusus Sepeda di Stasiun"
Post a Comment