Bulan Mei merupakan bulannya para pekerja. Alasannya pada tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh International atau yang dikenal dengan Mayday.
Sebagian pekerja memilih Mayday untuk beristirahat melepas penat namun sebagian lainnya ada yang memilih moment ini untuk menyalurkan aspirasi mereka sebagai pekerja. Namun apapun kegiatan yang dipilih semoga hal tersebut bisa membawa kemuliaan bagi setiap diri yang akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan.
Bukankah kemuliaan seorang manusia itu bergantung kepada apa yang dilakukannya. Maka harus dipastikan apakah amalan atau pekerjaan yang dilakukan selama ini mampu mendekatkan diri kita kepada Allah atau justru sebaliknya?
Berapa banyak orang bekerja atau beramal, namun mereka tidak mendapatkan apa-apa dari pekerjaannya selain dari lelah semata? Sebagian orang bahkan ada yang bekerja untuk hal yang bersifat duniawi. Memupuk harta, meraih jabatan tertinggi dan mendapatkan wanita/pria sebagai pemenuhan syahwat belaka.
Padahal di dalam Islam 'bekerja' bukanlah semata-mata merujuk kepada mencari rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan waktu siang maupun malam, dari pagi hingga petang, terus menerus tak kenal lelah. Akan tetapi 'kerja' yang dimaksud ialah mencakup segala bentuk amalan atau pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga, masyarakat dan negaranya.
Islam menempatkan kerja atau amal sebagai kewajiban setiap muslim. Kerja bukan sekedar upaya mendapatkan rezeki yang halal guna memenuhi kebutuhan hidup, tetapi mengandung makna ibadah seorang hamba kepada Allah, menuju sukses di akhirat kelak.
Kesadaran akan makna hidup yang Allah berikan adalah hanya untuk beramal shalih merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap mukmin yang muslim. Apabila kebanyakan orang mengatakan “waktu adalah uang”, maka bagi seorang muslim “waktu adalah amal shalih”. Karena, hidup akan menjadi hampa dan sia-sia bila tidak diisi dengan amal shalih.
Hal tersebut Allah tegaskan dalam firmannya, Q.S At-Taubah : 105 yang artinya, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."
Dalam ayat diatas diterangkan pula bahwa Allah mengetahui sekecil apapun dari setiap pekerjaan kita. Allah juga Maha menyaksikan apa yang kita lakukan. Karenanya, kita harus senantiasa waspada akan kesaksian Allah, baik itu berupa amal maupun berupa niat, tidak ada yang terlewatkan. Semuanya tampak bagi-Nya. Oleh sebab itu kita harus senantiasa menyempurnakan amal, ikhlas, dan mengikuti petunjuk-Nya dalam menjalankan ketaatan sekecil apapun.
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang bekerja untuk dunia dan akhirat serta untuk diri dan umat. Sehingga dari pekerjaan kita itu akan lahir karya-karya terbaik yang membawa kemaslahatan bagi umat sebagaimana kegemilangan karya para sahabat-sahabat Rasulullah Saw dan generasi muslim setelahnya.
Wallahua'alam Bish Shawab
Pengirim: Widya Fauzi, Founder Komunitas Muslimah Menjahit dan Bandung Storytelling Club
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bekerjalah dan Lahirkanlah Karya"
Post a Comment