REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artikel berjudul "The Islamic Roots of the Modern Hospital" yang ditulis David W Tschanz menjelaskan bahwa bimaristan merupakan salah satu hasil penting dari sekian banyak energi dan pemikiran peradaban Islam abad pertengahan yang dikembangkan dalam bidang medis.
Pada kompleks bimaristan yang luas, biasanya dibangun sekolah kedokteran dan perpustakaan. Di sana calon dokter dapat menerapkan pengetahuan mereka secara langsung kepada pasien. Meskipun telah ada sejak zaman purbakala, tempat perawatan untuk orang sakit yang ada hanya sekadarnya.
Dari helenistik hingga modern Pada periode Helenistik misalnya, fasilitas kesehatan hampir tidak dapat dikenali karena hanya berupa lokasi untuk perawatan orang sakit. Sementara, masyarakat Eropa abad pertengahan masih berkeyakinan bahwa asal mula penyakit itu adalah kekuatan supranatural sehingga tidak dapat dikendalikan dan diobati manusia.
Akibatnya rumah sakit saat itu tak lebih hanya berupa semacam penginapan. Pasien dirawat oleh para biarawan yang berusaha meyakinkan untuk menyelamatkan kejiwaannya, bukan menyembuhkan badannya.
Sementara, kalangan dokter Muslim mengambil pendekatan yang sama sekali berbeda dengan pendekatan abad pertengah an Eropa tersebut. Karena, dokter Muslim memiliki keyakinan berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW.
Di antaranya, mereka berlandaskan pada hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya. (HR Bukhari).
Para dokter Muslim menjadikan hadis tersebut sebagai dasar dan tujuan bagi pemulihan kesehatan secara rasional dan dengan cara-cara empiris. Begitu juga dengan hadis ini: Sesungguhnya Allah telah menurun kan penyakit dan penyembuhannya, demikian pula Allah menjadikan bagi setiap pe nyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian," (HR Abu Dawud dari Abu al-Darda).
Desain rumah sakit turut mencerminkan perbedaan pendekatan Barat dan peradaban Islam saat itu. Di Barat, tempat tidur dan ruang untuk orang sakit diletakkan sedemikian rupa. Dekorasinya sederhana, lebih gelap dan seringkali lembap.
Sementara, di kota-kota masyarakat Islam, sebagian besar diuntungkan dengan iklim yang lebih kering dan hangat. Mereka membangun rumah sakit dengan memperhatikan pergerakan cahaya dan udara. Langkah mereka sesuai dengan humoralisme, yaitu sebuah sistem kedokteran yang memperhatikan jasmani ketimbang keseimbangan spiritual.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2JPX1KzBagikan Berita Ini
0 Response to "Bimaristan Produk Pemikiran Peradaban Islam"
Post a Comment