Search

Memantau Air Sungai Tercemar dengan Swag

Swag adalah sistem penyaringan air sungai dengan pemantauan kualitas air otomatis.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Penemuan Smart Watergate (Swag) atau pintu air pintar berhasil menjadikan Naufalia Brillianti Sambowo dan Rifqi Dwiseptian dari SMAN 2 Depok pemenang medali emas kategori teknologi Indonesian Science Project Olympiad (ISPO).

Dalam paparannya, Naufalia menuturkan Swag merupakan sistem penyaringan air sungai dengan metode pemantauan kualitas air otomatis. Swag menggunakan lapisan filtrasi. Sistem ini juga menggunakan turbin air sebagai sumber air terbarukan dan ramah lingkungan untuk menyalakan Arduino dan sensor yang diperlukan untuk pemantauan.

“Nama Swag yang kita pilih supaya lebih menarik dan mudah didengar telinga,” ucap Naufalia, Rabu (27/2).

Secara teknis, pintu air ini akan memantau kadar air sungai apakah tercemar atau tidak. Jika sensor melihat air yang yang ada saat itu sedang tercemar, pintu utama air akan otomatis ditutup. Air selanjutnya akan mengalir masuk ke pintu lain yang didalamnya ada filter untuk menyaring air tercemar agar tidak diteruskan ke hilir sungai.

Sistem energi yang dipakai untuk menjalankan juga merupakan energi yang ramah lingkungan, yaitu dengan sumber energi yang berasal dari turbin. Penggunaan turbin sebagai sumber energi dipilih karena merupakan sumber energi alternatif yang lebih efektif karena langsung menggunakan air sungai untuk menggerakkan turbin.

Pemantauan kadar air juga bisa langsung dipantau melalui gawai karena Swag dilengkapi dengan IoT (Internet of Things) yang dapat menyambungkan pantauan sensor dengan gawai melalui jaringan internet. Menurut Rifqi, awal mula memiliki ide pembuatan Swag karena melihat tingginya tingkat pencemaran sungai di perairan di indonesia yang semakin lama, makin tidak terkendali.

Kepala Sekolah SMAN 2 Depok, Rahmat Muhamad mengaku bangga dengan prestasi yang diraih kedua pelajarnya. “Intinya alat ini bisa jadi karena usaha dan dukungan dari semua pihak, kedua siswa, orangtua, alumni robotik, dan sekolah,” ujar Kepala Sekolah SMAN 2 Depok, Rahmat Muhamad.

Rahmat juga mengharapkan, penemuan ini bisa diterapkan secara nyata di Indonesia. Penerapan alat ini memang belum dilakukan di sungai sungguhan.

Naufalia dan Rifqi terpilih untuk mengikuti ajang bergengsi Genius Olympiad, di New York, Amerika Serikat. Rencananya, keduanya akan berangkat ke New York pada Juni. Rifqi mengatakan bantuan dari kementerian atau pihak lain yang terkait sangat diperlukan karena saat ini untuk mengikuti kompetisi masih ditanggung peserta.

Genius Olympiad adalah ajang internasional tahunan yang diselenggarakan Terra Science and Foundation dan State University of New York Amerika Serikat. Bidang yang dilombakan seperti bidang penelitian ilmu pengetahuan, sains, bisnis, ilmu seni visual, pertunjukan, dan karya tulis.

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2EyMyyK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Memantau Air Sungai Tercemar dengan Swag"

Post a Comment

Powered by Blogger.