REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eko Yuli Irawan berhasil merebut medali emas kejuaraan dunia angkat besi IWF World Cup 2019 di tengah keterbatasan persiapan pelatnas angkat besi. Lifter andalan Indonesia yang turun pada kelas 61 kg putra ini meraih total angkatan 297 kilogram. Angkatan itu terdiri dari snatch 136 kg dan clean and jerk 161 kg pada ajang yang berlangsung di Fuzhou, Cina, Sabtu (23/2).
Eko berharap, pelatnas angkat besi untuk SEA Games 2019 nanti lebih baik lagi agar tidak mengganggu persiapan. Sebab, sampai saat ini dana pelatnas dari pemerintah belum turun. Ini disampaikan Eko kepada Republika.co.id, Ahad (23/2).
"Pencapaian ini memang masih belum maksimal walaupun secara hasil, alhamdulillah bisa mempersembahkan medali emas untuk Indonesia," ujar peraih medali emas Asian Games 2018.
Peraih medali di tiga Olimpiade terkahir ini menyatakan secara hasil angkatan masih di bawah yang ditargetkan. Menurut dia, total angkatan 297 kg masih berada di bawah targetnya.
"Persaingannya kemarin di seri kejuaraan dunia sangat ketat. Karena kebanyakan peserta memang sama-sama belum bisa menunjukkan hasil maksimal kecuali atlet tuan rumah Cina. Namun saat perlombaan, pesaing saya tersebut mengalami cedera pinggang saat tampil," tuturnya.
Usai mengikuti seri kejuaraan dunia, Eko akan melanjutkan pelatnas SEA Games 2019 yang sudah mulai sekitar hampir dua bulan ini. Ia mengaku belum cukup matang untuk berkompetisi, namun harus siap karena ajang ini merupakan kualifikasi olimpiade.
Eko menambahkan saat ini biaya pelatnas memakai dana dari pengurus PB PABBSI. Sebab, dana dari pemerintah belum turun. Eko yang juga anggota Tim Indonesia ini belum bisa bicara persaingan di SEA Games 2019 nanti. "Mungkin satu bulan sebelum SEA Games baru ada gambaran," kata dia.
Eko tidak tahu alasa dana pelatnas belum juga turun dari pemerintah. Sebagai atlet, ia menegaskan hanya siap untuk berlatih dan bertanding.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2U0b8OaBagikan Berita Ini
0 Response to "Eko Yuli Raih Emas Kejuaraan Dunia di Tengah Keterbatasan"
Post a Comment