REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Benua Eropa menyimpan cerita dan sejarah panjang tentang Islam. Ratusan tahun lalu kekhalifahan Islam menguasai Benua Biru dan menancapkan pengaruhnya yang sangat kuat. Kemajuan di bebagai bidang pun dicapai umat Islam kala itu.
Kini, setelah ratusan tahun berlalu, Islam kembali menancapkan pengaruhnya di Eropa. Perkembangan Islam di benua ini menunjukkan tanda-tanda yang sangat positif. Kegairahan masyarakat untuk memeluk Islam menjadi penanda positif bangkitnya Islam di Eropa.
Sejumlah masjid agung dibangun. Arsitektur dan bangunannya megah. Selain untuk ibadah, masjid ini juga digunakan untuk berbagai keperluan lain. Lokasi pembangunannya pun berada di tempat yang strategis. Tentu, kita menjadi bangga menyaksikan berdirinya masjid-masjid yang megah di Eropa. N
Masjid Agung Roma
Masjid agung ini didesain arsitek Italia Paulo Porthogesi, berdekatan dengan Kota Vatikan dan Sinagog Yahudi. Artinya, tak ada masalah jika tiga tempat peribadatan itu saling berdekatan. Pencetusnya adalah Raja Faizal bin Abdul Aziz pada 1974.
Dari lembah Tiber, masjid itu tampak menjulang tinggi menyaingi Montenne, sebuah bukit yang sangat subur di utara Kota Roma. Bagi penduduk Roma yang mayoritasnya penganut Katolik Roma, mereka juga bangga dengan adanya sebuah bangunan yang didominasi warna kuning muda itu.
Bangunan pusat kegiatan umat Islam tersebut memiliki keistimewaan di banding dengan berbagai bangunan megah lainnya yang ada di kota itu. Di antaranya, 16 kubah ditambah sebuah kubah besar di tengah yang atasnya dihiasi dengan bulan sabit serta sebuah menara berbentuk pohon palem setinggi 40 meter. N
Mesjid Schwetzingen, Jerman
Bangunan masjid pertama di Jerman ini cukup unik karena lokasinya yang berada di dalam kompleks Istana Schwetzingen. Masjid Schwetzingen dibangun untuk menghormati toleransi.
Dirancang dan dibangun pada 1779 arsitek berkebangsaan Perancis Nicolas de Pigage (1723-1796). Proses pembangunan Kompleks Masjid Schwetzingen sendiri memakan waktu lima belas tahun lamanya (1779-1796).
Masjid Schwetzingen merupakan bangunan terbesar pertama yang mengedepankan gaya arsitektur oriental. Pigage menggabungkan elemen-elemen dari arsitektur Islam Moor dengan eksotisme dari kisah-kisah dongeng 1.001 Malam.
Oleh sang arsitek, Masjid Schwetzingen juga dirancang dan dibangun dengan menggunakan konsep taman. Karenanya, masjid ini menjadi masjid taman pertama yang dibangun pada abad ke-18 dan hingga kini masih berdiri megah di kawasan Eropa. Taman yang berada di sekeliling bangunan masjid mengadopsi konsep taman-taman di Turki.
Masjid Central London
Masjid Sentral London atau The London Central Mosque and Islamic Cultural Centre (ICC) atau biasa disebut sebagai Masjid Regent's Park dibangun pada 1978. Ciri khasnya adalah kubah keemasan. Masjid yang sangat terkenal di Inggris Raya ini dibangun sebagai bentuk penghargaan kepada kaum Muslimin di Inggris raya yang turut berjuang membela Inggris dan sekutu selama Perang Dunia II.
Seluruh permukaan lantai masjid ini ditutup dengan karpet dan candilier yang cantik bergantung di atas ruang utama. Sedangkan, di bagian dalam kubahnya dihiasi dengan dekorasi tradisi Islam.
from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2ClVx44Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tiga Masjid Besar di Benua Biru"
Post a Comment