REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenya di Benua Afrika merupakan salah satu negara penghasil pelari jarak jauh terbaik di dunia. Setiap lomba lari jarak jauh, pelari Kenya selalu mendominasi podium utama.
Begitu juga yang terjadi di ajang Electric Jakarta Marathon 2018. Pada lomba Ahad (28/10) yang dimulai dan berakhir di kawasan Gelora Bung Karno Jakarta, pelari Kenya menunjukkan dominasinya.
Bernard Mwendia Muthoni menjadi yang terbaik di kategori full-marathon putra. Muthoni mampu finis pertama. Menempuh jarak 42,195 km, ia membukukan waktu tercepat 2 jam 19 menit 10 detik (02:19:10), sekaligus berhak atas hadiah uang sebesar Rp 100 juta.
Pelari Kenya lainnya, Peter Kipleting Keter, menempati posisi kedua dengan catatan waktu 2 jam 20 menit 13 detik, mendapat hadiah Rp 80 juta. Sementara, di posisi ketiga, berdiri pula atlet Kenya, Josphat Kiptanui Too Chobei dengan waktu dua jam, 20 menit, 39 detik dan mendapat hadiah Rp 70 juta. Posisi empat Anouar El Ghouz (02:23:36) dan posisi lima ditempati Charles Kiporir Kipsang (02:25:19).
Untuk kategori full marathon putri juga dikuasai para pelari Kenya. Waktu tercepat dicatat oleh pelari wanita asal Kenya, Chesang Sheila Jepkosgei. Jepkosgei berhasil mencatat waktu 2 jam 46 menit 33 detik (02: 46:33) dan berhak atas hadiah Rp 100 juta.
Di posisi kedua, berdiri pelari asal Uganda, Chemutai Immaculate. Catatan waktu Immaculate hanya berselisih dua detik dari Jepkosgei. Sementara itu, pelari Kenya lainnya, Margaret Njuguna di tempat ketiga (02:48:58), peringkat lima Josephine Anselin (02:50:19), dan peringkat lima Muriuki Jane Wanjiru.
Electric Jakarta Marathon kali ini merupakan yang ke-6 kalinya. Sebanyak 12 ribu peserta ambil bagian. Pelari asing sebanyak 1.067 peserta. Total hadiah yang disediakan sebesar Rp 1,5 miliar.
Dari ribuan peserta yang ikut, salah satu di antaranya adalah Sekretaris Jenderal Inasgoc Eris Herryanto. Eris yang juga penerbang pertama pesawat tempur F-15 ini ikut untuk kategori 5 km.
"Tadi pagi usai Shalat Shubuh saya langsung berangkat dari rumah Untuk mengikuti lomba lari. Saya hanya ikut untuk kategori 5 km. Sudah cukup bagi saya jarak itu," ujar Eris ketika ditemui Republika.co.id usai finis.
Eris mengaku memang hobi lari. "Saya tidak ada persiapan khusus. Karena saya rutin lari sepekan dua kali. Biasanya saya lari di Halim, Selasa dan Jumat sejauh 3 km" , jelasnya.
Eris yang masih aktif terbang ini mengaku senang ikut lomba lari. "Saat persiapan Asian Games sibuk sekali. Sekarang saya kembali bisa menikmati lomba lari. Kalau ada acara lomba lari lagi dan saya ada waktu, saya akan ikut," ujarnya.
Partisipasi masyarakat dalam hal ini para pemuda, menurut Eris, sesuatu yang positif. "Tadi saya lihat mayoritas peserta adalah anak muda. Mereka secara sukarela ikut serta. Ini artinya mereka sadar akan hidup sehat. Saya berharap selain anak muda, orang tua seperti saya ini juga banyak yang ikut. Agar gaya hidup sehat semakin memasyarakat," kata dia.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2PZaXALBagikan Berita Ini
0 Response to "Pelari Kenya Mendominasi Electric Jakarta Marathon 2018"
Post a Comment