BNPB Jarang Mendapat Laporan Hasil Riset tentang Kebencanaan

Peneliti asing tetap harus mengikuti prosedur dari pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyambut baik banyak pihak yang ingin melakukan penelitian terhadap bencana alam yang terjadi di Indonesia. Sayangnya kata dia, selama ini BNPB jarang mendapat laporan hasil penelitian tersebut.

"BNPB jarang dapat hasil laporan penelitian-penelitian yang dilakukan peneliti asing maupun nasional," kata Sutopo dalam keterangan tertulis pada Jumat (19/10).

Sutopo berujar, selama ini tidak ada masalah bagi siapapun yang ingin melakukan penelitian terhadap bencana gempa bumi maupun tsunami. Bahkan menurutnya, penelitian yang cepat dan akurat akan sangat bermanfaat bagi BNPB untuk mendukung penyusunan rencana aksi rehablitasi dan rekonstruksi pascagempa dan tsunami.

"Kita malah senang bisa diskusi dan berbagi data. BNPB punya data banyak sekali terkait bencana dan penanganannya," ujar Sutopo.

Kendati demikian, Sutopo mengingatkan agar para peneliti dapat mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, terutama bagi para peneliti dari luar negeri. Pemberian izin kepada para peneliti asing tetap menjadi kewenangan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)

"Tentu harus memenuhi prosedur yang ada bagi mereka sebelum masuk ke wilayah Indonesia. Tapi bagi peneliti Indonesia saya rasa tidak ada masalah," ungkapnya.

Sekali lagi Sutopo mengungkapkan, bahwa selama ini banyak sekali peneliti asing maupun lokal yang melakukan penelitian di sejumlah lokasi bencana di Indonesia. Sayangnya, banyaknya penelitian tersebut tidak sebanding dengan laporan hasil dari penelitian itu sendiri yang diterima pihaknya.

"Semua ingin mengumpulkan data karena jika terlalu lama bisa hilang tanda-tanda bekas bencana, namun selama ini hasil penelitian tersebut juga tidak jelas kontribusinya terhadap Indonesia. BNPB jarang dapat hasil laporan penelitian-penelitian yang dilakukan penelitian asing maupun nasional," ungkap dia.

Let's block ads! (Why?)