REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Geliat wisata halal dalam negeri masih tidak sepopuler berwisata halal di luar negeri. Tidak banyak biro perjalanan yang menawarkan paket wisata halal khusus di Tanah Air.
Sebagian besar hanya menyediakan paket wisata jika ada pesanan. Staf operasional HIS Muslim travel, Erik Julianto mengatakan paket wisata Muslim dalam negeri tidak ada dalam menu utama. Namun mereka bisa membantu menyusun rencana wisata halal sesuai keinginan pelanggan.
Biasanya tujuan yang populer adalah Bali dan Lombok. HIS Muslim travel menjamin semua akomodasi dan kegiatan wisata sesuai dengan syariat Islam. Seperti kuliner halal, menginap di hotel halal, hingga menyediakan waktu khusus shalat di masjid.
"Wisata halal seperti ini jarang, paling setahun hanya dua kali itu juga by request biasanya sudah berkelompok, misal satu keluarga," kata Erik saat ditemui di BNI Syariah Islamic International Expo 2018, Sabtu (21/9).
Ia mengatakan kurangnya permintaan menjadi alasan tidak ada paket khusus wisata halal dalam negeri di menu utama. Sama seperti HIS, Tazkia tour and travel juga menyediakan jadwal wisata halal dalam negeri sesuai dengan pesanan.
Staf marketing Tazkia, Laila Fitriana mengatakan wisata dalam negeri sebagian besar sudah terjamin kehalalannya. Tidak ada kendala berarti untuk menemukan makanan halal, hotel halal, masjid banyak tersebar, bahasa pun tidak menjadi masalah.
"Permintaannya sedikit, karena sekarang kan sudah banyak aplikasi wisata, masyarakat bisa menyusun sendiri perjalanan wisatanya jika hanya di dalam negeri," kata dia.
Permintaan wisata halal dalam negeri biasanya datang dari grup keluarga, pengajian dan perusahaan. Al Malik travel pun menyediakan jika ada yang memesan secara khusus. Pernah ada paket wisata halal dalam negeri yang dijual namun tidak banyak peminatnya.
Sementara, Permata Travel tetap berusaha mengusung wisata halal dalam negeri dengan jejak Wali Songonya. Konsep wisata ini menggabungkan plesiran dan ibadah. Ziarah mulai dari Cirebon hingga ke Bali selama delapan haji tujuh malam. Perjalanan dilakukan dengan bus ditawarkan seharga Rp 1,7 juta per orang.
Paket ini tetap ada yang memesan meski tidak sebanyak pemesanan paket umrah dan wisata luar negeri. Alhijaz Tour and Travel yang tidak menjual paket wisata halal dalam negeri karena wisata tipe ini tidak populer di pasaran.
Staf ticketing Alhijaz, Rita mengatakan permintaannya tidak sebanyak wisata luar negeri. Dalam satu tahun, 5.000 paket terjual untuk wisata luar dan umrah. "Kalau wisata luar dan umrah, kami baru buka tanggal itu tak lama sehari dua hari sudah penuh, kalau dalam negeri jarang," kata dia.
Erik mengatakan wisata halal luar negeri yang populer dan banyak dicari di HIS adalah ke Jepang dan Korea. Eropa juga menjadi salah satu tujuan utama untuk wisata halal. Pelancong biasanya mencari jejak-jejak Islam di sana. Wisata halal luar negeri seperti ini banyak dicari melalui travel karena tidak bisa dibuat sendiri.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2DuJIwjBagikan Berita Ini
0 Response to "Wisata Halal Dalam Negeri Dinilai Belum Populer"
Post a Comment