REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dalam mengelola negara, pemerintah tidak hanya memperhitungkan keuntungan ekonomi dan bisnis semata. Karena itu, pemerintah ingin adanya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia.
Jokowi mengatakan, pembangunan infrastruktur yang hanya difokuskan di Pulau Jawa akan memberikan keuntungan berdasarkan perhitungan politik, bisnis, dan ekonomi. Namun, pemerintah tak mau fokus membangun infrastruktur yang tak hanya bersifat Jawa sentris.
"Kita ini mengelola negara kalau cara berpikir kita masih return, ekonomi, politik ya bangun di Jawa. Kenapa kita bangun di Papua, Maluku Utara, NTT, Indonesia Timur, ya karena kita ini bernegara, bukan berbisnis," kata Jokowi saat menghadiri acara syukuran dan HUT Kadin di Jakarta, Senin (24/9).
Jokowi menegaskan, Indonesia bukan hanya Pulau Jawa saja. Sementara ketimpangan ekonomi juga sangat terlihat di berbagai daerah. Dengan kondisi infrastruktur yang masih kurang dan tak merata, ia meyakini Indonesia tak akan bisa bersaing dengan negara lain. Sementara itu, perekonomian global juga mengalami ketidakpastian seperti perang dagang, krisis Argentina dan Turki, serta kenaikan suku bunga.
Oleh karena itu, menurut Presiden, diperlukan konsolidasi dan koordinasi yang kuat antara moneter fiskal dan dunia usaha. Sehingga kepercayaan publik dan internasional pun dapat terbangun.
"Kalau ini bisa konsolidasi baik, akan gampang sekali bangun public trust, international trust, market trust karena sama kayak bangun perusahaan korporasi, trust brand sangat penting sekali," ujarnya.
Ia menilai, saat ini Indonesia perlu membangun kepercayaan dan market confidence sehingga dunia internasional dan pasar dalam negeri percaya terhadap keseriusan pemerintah mengatasi masalah yang ada.
Selain itu, ia mengatakan arah pembangunan dan target yang ditetapkan juga harus jelas. Target pembangunan itupun perlu disikapi dengan daya juang dan etos kerja yang tinggi. "Kita harus mengubah total mentalitas kita, berani bersaing, berkompetisi, jangan senang dilindungi," tambahnya.
Tak hanya itu, Presiden juga mengingatkan agar Indonesia juga perlu mengejar ketertinggalan pembangunan dengan negara lain. Ia mencontohkan, pada tiga tahun lalu Amerika memiliki bendungan hingga enam ribu dan Cina memiliki 110 ribu bendungan. Namun, Indonesia hanya memiliki 231 bendungan.
"Jalan tol sampai 2015 awal kita hanya memiliki 780 km. Cina dengan waktu yang sama memiliki 280 ribu km. Sudah paling enak kita bandingkan. Berarti kita tahu kita harus bekerja sangat cepat. Apalagi di Indonesia bagian timur," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima penghargaan dari Kadin sebagai tokoh pemerataan pembangunan Indonesia.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2OOhgq2Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi Tegaskan tak Mau Pembangunan Bersifat Jawa Sentris"
Post a Comment