REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis (12/12) pagi terdepresiasi pasca bank sentral AS The Fed menahan suku bunga acuannya. Pada pukul 9.30 WIB, rupiah melemah 7 poin atau 0,05 persen menjadi Rp 14.045 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp 14.038 per dolar AS.
"Rupiah kemungkinan akan kembali melemah dalam perdagangan hari ini," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis (12/12).
The Fed mempertahankan suku bunga stabil dan Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan kenaikan inflasi yang signifikan dan persisten diperlukan untuk menaikkan suku bunga.
The Fed mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran target 1,50 persen hingga 1,75 persen, dan komite penetapan suku bunga bank sentral AS mengatakan setelah pertemuan kebijakan dua hari bahwa mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS moderat dan pengangguran rendah sampai pemilihan presiden tahun depan.
Pelaku pasar akan mengawasi pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) besok, tetapi sebagian besar akan tetap fokus pada apa yang terjadi pada Sabtu (14/12) sehubungan dengan negosiasi perdagangan AS-China.
Presiden AS Donald Trump telah menetapkan 15 Desember sebagai tanggal untuk mengenakan tarif hampir 160 miliar dolar AS pada barang-barang konsumen China.
Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.990 per dolar AS hingga Rp14.070 per dolar AS.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Terdepresiasi Pasca Bank Sentral AS Tahan Suku Bunga"
Post a Comment