
REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Masyarakat Bolivia di Ibu Kota La Paz pada Jumat (8/11) merayakan Atatitas atau yang biasa disebut perayaan hari tengkorak. Tradisi menghormati tengkorak kali ini, dilakukan dengan harapan bisa membawa keberuntungan dan perlindungan bagi yang merayakannya, khususnya warga Bolivia.
"Mereka (tengkorak) mengatakan kepada saya bahwa mereka khawatir, bukan hanya Ñatitas, tetapi semua orang suci di surga, karena mereka melihat kami dan mereka berpikir Bolivia akan kembali normal lagi," kata seorang pelaksana rutin tradisi ini, Delfina Condotiticona, dilansir dari Reuters, Sabtu (9/11).
Dalam prosesnya, beberapa tengkorak dihiasi dengan topi, bunga, kacamata hitam dan bahkan rokok. Tengkorak kemudian diarak ke pemakaman, sepekan setelah dinilai suci.
Masyarakat Bolivia saat ini memang sedang gelisah. Terlebih sejak adanya gejolak pascapemilihan umum pada bulan lalu.
“Kami berharap Presiden Evo Morales memiliki kebijaksanaan dan juga percaya pada Pachamama (Ibu Pertiwi) dan semua orang suci. Saya pikir situasi ini akan menjadi lebih baik," sambung Delfina.
Tradisi dan budaya Aymara, Quechua serta kelompok-kelompok lainnya tetap kuat di Bolivia. Sebab, masyarakat adat setempat merupakan mayoritas di negara yang terletak di jantung Amerika Selatan itu.
Jose Wanca, seorang pelaksana lainnya, menambahkan bahwa tengkorak-tengkorak itu telah menunjukkan kepadanya sebuah visi tentang upaya untuk menghentikan kekerasan yang sedang berlangsung, antara pendukung pro dan anti-pemerintah. Di mana, berbagai pihak yang telah bentrok berulang kali melakukannya di jalan-jalan.
Bahkan ada tiga kematian yang dikonfirmasi sejak pemilihan 20 Oktober. "Saya punya mimpi, dan mereka mengatakan kepada saya bahwa kami harus segera memperbaiki Bolivia. Mereka juga memberi tahu bahwa jika sesama saudara bertengkar, itu memalukan," katanya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perayaan Hari Tengkorak, Tradisi Khas Bolivia"
Post a Comment