
Teror bom digelindingkan ke arah opini tertentu.
REPUBLIKA.CO.ID, Teror bom kembali terjadi di Medan, belum lama ini. Seseorang berjaket pengemudi ojek daring berstatus mahasiswa menjadi eksekutor aksi teror itu.
Bom terjadi memang sebuah fakta. Namun, ibarat bola panas, hal tersebut bisa digelindingkan ke arah opini tertentu.
Hendaknya pengusutan dilakukan dengan benar. Diharapkan pula, tidak ada upaya pengaitan aksi teror bom ini dengan Islam. Pasalnya, selama ini pembentukan opini seolah ajaran Islam dikaitkan dengan radikalisme membuat umat Islam gerah.
Alih-alih menciptakan ketenangan hidup, upaya stigmatisasi ini berpotensi melukai perasaan beragama umat Islam.
PENGIRIM: Tuti Rahmayani, Surabaya
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/342KysK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hentikan Stigmatisasi Teror Bom"
Post a Comment