Presiden Soekarno tidak mengangkat menteri pertahanan setelah Indonesia memplokamirkan diri merdeka pada 17 Agustus 2019. Sebagai gantinya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengumumkan terbentuknya organisasi Badan Penolong Keluar Korban Perang yang di dalam keorganisasiannya mencakup Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dalam buku The Road to Power: Indonesian Military Politics, 1945-1967, BKR secara samar-samar disebutkan berfungsi untuk memelihara keamaan bersama-sama dengan rakyat dan badan-badan negara yang bersangkutan. BKR ditempatkan di bawah pengarahan (Komite Nasional Indonesia Pusat) KNIP.
Dalam buku yang ditulis Ulf Sundhaussen tersebut semua pemuda berbagai latar belakang dipersilakan masuk ke dalam BKR. Tetapi kebanyakan yang mendaftar berasal dari bekas anggota PETA.
Pimpinan BKR juga berasal dari opsir-opsir PETA. Korps perwira BKR dengan cepat terikat dengan pemerintah. Displin mereka pun jauh lebih baik dibandingkan dengan organisasi kelaskaran yang menolak melebur ke dalam BKR. Organisasi kelaskaran tersebut juga enggan menerima perintah dari pemerintah.
Pendaratan pasukan Belanda pada akhir September 1945 memaksa pemerintah mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh untuk menentang invasi Belada dengan cara-cara militer. Maka pada 5 Oktober 1945 BKR diubah namanya menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Dalam buku yang diterbitkan oleh Oxford University Press, Ulf menulis pergantian nama dari "Badan" menjadi "Tentara " meningkatkan struktur organisasi tersebut. Sebagian besar karena banyak perwira-perwira didikan Belanda yang BKR.
Sementara itu mantan opsir PETA tidak mendapatkan pendidikan staf. Tapi para mantan pasukan KNIL berpengalaman setidak-tidaknya dalam tugas-tugas staf. Karena itu mereka memenuhi syarat tugas pengorganisasian dan perencanaan militer.
“Di antara kelima belas orang Indonesia dalam KNIL dengan pangkat letnan muda ke atas yang masih bertugas aktif dalam tahun 1942, tiga belas orang memutuskan untuk mendukung Republik,” tulis Ulf dalam buku yang terbit tahun 1982 ini.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2o3Uh2pBagikan Berita Ini
0 Response to "Sejarah Terbentuknya TNI dan Alasan Soedirman Jadi Panglima"
Post a Comment