REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI--Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan Cina harus menghargai nilai-nilai demokrasi untuk menyelesaikan kedua negara secara damai. Hal ini dia katakan sebelum Presiden Cina Xi Jinping menyampaikan pidato tentang Taiwan di Beijing.
Cina memberikan tekanan kepada Tsai sejak ia mulai berkuasa pada 2016. Cina memotong dialog dan mendorong keluar sekutu Taiwan yang masih tersisa. Juga, Cina dituding memaksa maskapai penerbangan asing untuk mendaftarkan Taiwan sebagai bagian dari Cina di situs mereka.
Cina takut Tsai akan terus meminta kemerdekaan resmi Taiwan. Meskipun Tsai mengatakan ia ingin mempertahankan status quo, Cina terus mengirim kapal dan pesawat tempur ke perairan Taiwan dengan alasan latihan.
Taiwan sedang bersiap menggelar pemilihan presiden pada tahun ini. Partai Demokratik Progresif yang dipimpin Tsai kalah dari Partai Kuomintang yang lebih dekat dengan Cina dalam pemilihan pemimpin-pemimpin daerah pada November lalu.
Dalam pidato tahun barunya, Tsai mengatakan kedua belah pihak membutuhkan pemahaman yang pragmatis atas perbedaan mereka yang paling mendasar. Keduanya harus saling memahami nilai dan sistem politik masing-masing.
"Di sini, saya ingin meminta Cina untuk menghadapi secara jujur realita keberadaan Republik Cina di Taiwan. Cina harus menghargai kebebasan dan demokrasi 23 juta rakyat (Taiwan) dan harus menggunakan cara yang damai dalam menangani perbedaan di antara kami," kata Tsai.
Intervensi politik dan pembangunan sosial Taiwan menjadi tantangan Taiwan saat ini. Cina membantah melakukan intervensi dalam urusan internal Taiwan.
Cina hanya melihat Taiwan sebagai salah satu provinsi mereka. Cina akan menggunakan kekuatan militer jika diperlukan untuk membuat Taiwan mematuhi kebijakan mereka. Sementara Taiwan sebagai wilayah demokratis tidak tertarik berada di bawah kekuasaan cina.
Pada Rabu (2/1) Xi Jinping akan memberikan pidato dalam perayaan 40 tahun hubungan Cina-Taiwan dengan judul 'Pesan Untuk Rekan Senegara di Taiwan'. Pada 1 Januari 1979 Cina mendeklarasikan penghentian pengboman di pantai pulau-pulau Taiwan yang berada di dekat Cina.
Saat itu Cina menawarkan komunikasi antara kedua belah pihak setelah berpuluh-puluh tahun bermusuhan. Pada Desember 1949, Pasukan Nasionalis yang dipimpin Chiang Kai-shek melarikan diri ke Taiwan setelah kalah dari Partai Komunis dalam perang saudara Cina.
from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2RuuflmBagikan Berita Ini
0 Response to "Presiden Taiwan Minta Cina Hormati Nilai-Nilai Demokrasi"
Post a Comment