Pilih Nobar Debat Capres di Rumah Dinas, JK: Lebih Santai

JK sempat mendoakan Jokowi-Ma'ruf dalam menghadapi debat capres malam ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melakukan nonton bareng (nobar) debat calon presiden perdana dari rumah dinasnya di Jalan Diponegoro No.2, Jakarta Pusat, Kamis (17/1) malam.

JK mengaku sengaja tidak ikut hadir nonton debat capres secara langsung, meskipun ia diundang untuk hadir di di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan.

"Diundang juga tapi lebih santai kalau di sini, lebih enjoy," ujar JK sesaat sebelum nonton debat capres.

JK mengungkap sebelum debat juga ia sempat bertemu dengan pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di Istana Merdeka. JK juga sempat shalat Maghrib bersama dengan paslon dan rombongan sebelum bertolak ke Hotel Bidakara.

Dalam kesempatan itu, JK juga sempat mendoakan Jokowi-Ma'ruf dalam menghadapi debat capres malam ini. Ia juga mengingatkan kedua paslon untuk tenang dalam menghadapi debat.

"Hanya mendoakan dan mengingatkan pengalaman kita bersama. Kan saya sama-sama dulu sama Pak Jokowi. Artinya ya tenang aja, tidak tegang," ujar JK.

Pantauan Republika, Wapres JK nonton debat capres didampingi staf, kerabat terdekat dan awak media. JK nampak begitu serius saat debat capres dimulai dimana agenda segmen satu berisi penyampaian visi dan misi oleh masing masing paslon.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Kamis (17/1) malam. Tema yang diangkat dalam debat tersebut yakni terkait masalah hukum, HAM, terorisme, dan korupsi.

Debat pilpres perdana ini dipandu oleh Ira Koesno dan Imam Priyono. Debat bertema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme. Sementara Tim panelis debat capres kali ini adalah mantan Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan, guru besar hukum internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana, Ketua KPK Agus Rahardjo, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, pakar hukum tata negara dari LIPI Bivitri Susanti, dan pakar hukum tata negara Margarito Kamis.

Let's block ads! (Why?)