REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rasulullah pun mencontohkan agar kita menyiapkan diri untuk tidur, seperti kita hendak menghadap Sang Pencipta. Mengambil wudhu sebelum tidur adalah salah satu sunah yang diajarkan Nabi kepada kita. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu') maka malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap, 'Ya Allah ampunilah hambamu si fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci'." (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar ra).
Tak hanya itu, Rasulullah kerap juga mendoakan orang yang mati saat tidur dalam keadaan berwudhu. Hal ini juga ditulis dalam kitab Tanqih alQand alHatsis karangan Syekh Muhamad bin Umar anNawawi alMantany. Dari Umar bin Harits bahwa Nabi bersabda, "Barang siapa tidur dalam keadaan berwudhu, apabila mati di saat tidur, matinya dalam keadaan syahid di sisi Allah."
Posisi tidur miring ke kanan juga dicontohkan Rasulullah SAW yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan. "Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu." (HR AlBukhari No 247 dan Muslim No 2710). Selain untuk kesehatan, jika kita mau renungkan lebih lanjut, posisi tidur ini juga berkaitan dengan kematian. Posisi ini sama saat jenazah seorang Muslim dikuburkan. Ingatan akan mati pun selayaknya direnungkan saat tidur berdasarkan sunah Rasulullah SAW.
Di luar itu, tidur juga menjadi ajang bagi kita untuk mempersiapkan vitalitas bukan hanya untuk beraktivitas, melainkan juga beribadah. Umat Islam punya waktu lima kali sehari untuk melaksanakan shalat. Shalat terakhir pada malam hari, yakni shalat Isya sedangkan shalat paling awal sebelum memulai hari, yakni shalat Subuh.
Untuk menjaga agar shalat Subuh tepat waktunya, tidur harus dilakukan dengan cukup, sesuai hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari. Namun, Rasulullah mengajarkan kita untuk shalat tahajud pada sepertiga malam. Karena itu, untuk menjaga vitalitas saat beribadah malam, Rasulullah pun meminta para sahabat untuk melakukan Qailulah, yakni tidur sebentar pada pertengahan hari.
Kita mesti bersyukur Allah SWT memberi nikmat berupa tidur. Pernahkah kita merenung bahwa tidur adalah sebagian dari tandatanda kebesaran Allah SWT? Pada QS Ar Rum ayat 23, Allah SWT berfirman, "Dan di antara kebesaranNya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sungguh pada yang demikian itu benarbenar terdapat tandatanda bagi kaum yang mendengarkan." Wallahualam.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2PsYkSqBagikan Berita Ini
0 Response to "Tidurnya Rasulullah, Seperti Apa?"
Post a Comment