REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Hashim Djojohadikusumo meyakini selisih suara antara Joko Widodo dengan Prabowo Subianto hanya 6-11 persen. Survei internal Gerindra, kata Hashim, jauh berbeda dengan hasil survei beberapa lembaga survei.
"Survei internal kami, Jokowi memimpin 6-11 persen, itu angka internal kami. Jadi bukan 20 persen seperti survei yang ada," kata Hashim di Media Center Prabowo-Sandi, di Jakarta, Jumat (19/10).
Dia tidak percaya dengan hasil 10 lembaga survei yang menunjukkan elektabilitas Jokowi unggul 20 persen karena berkaca pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Menurut dia, di Pilkada Jakarta semua lembaga survei mengatakan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menang dalam satu putaran, namun kenyataannya jauh berbeda.
"Semua lembaga survei memprediksi Ahok menang satu putaran, semua tanpa terkecuali. Namun kalian bisa lihat kan, sudah lah itu pesanan sponsor," ujarnya.
Hashim mengatakan mengapa saat ini Jokowi masih memimpin dalam survei. Karena, menurut Hashim, sosok yang disukai dan itu yang membuatnya mensponsori Jokowi datang ke Jakarta untuk ikut kontestasi di Pilkada Jakarta 2017.
Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin berada di angka 60,4 persen. Sementara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya meraih elektabilitas 29,8 persen.
Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan mengatakan, ada tiga faktor yang menyebabkan elektabilitas pasangan nomor urut 01 tinggi. Pertama, sebagian besar masyarakat menyatakan menerima kinerja presiden.
"Mereka puas atau cukup puas dengan kinerja presiden di berbagai bidang secara umum," kata dia di Kantor SMRC, Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (7/10).
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2S1WghyBagikan Berita Ini
0 Response to "Hashim: Selisih Suara Prabowo dan Jokowi Hanya 6-11 Persen"
Post a Comment