Search

Empat Atlet Paralayang Jadi Korban Gempa Palu

Semua peserta kebanyakan menginap di Hotel Roa-Roa.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Empat atlet paralayang Indonesia teridentifikasi meninggal dunia dalam bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Sementara tiga atlet lainnya, sampai Selasa (2/10) sore WIB, masih dinyatakan hilang. Sementara puluhan atlet paralayang lainnya, berhasil dievakuasi dan dalam kondisi selamat.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, berjanji terus memonitor proses evakuasi dan pencarian atlet paralayang yang belum ditemukan. Menurut Imam, jenazah atlet yang teridentifikasi  pun sedang diupayakan agar dapat dimakamkan di kampung halaman sesuai permintaan keluarga.

“Ada keluarga atlet yang meminta agar jenazahnya dapat dipulangkan. Tapi dengan alasan kondisi jenazah, kita akan berkordinasi dengan tim evakuasi untuk bisa di makamnya di kampung halaman,” ujar Imam di Jakarta, Selasa (2/10). Kata dia sementara ini, melihat proses evakuasi, hampir seluruh jenazah korban bencana di Palu, dimakamkan dengan cara massal.

Imam menerangkan, dari laporan yang dia terima di Palu, empat atlet yang sudah teridentifikasi meninggal dunia, yakni Ardi Kurniawan dan Franky Kowaas. Keduanya ditemukan pada Selasa (2/10) saat proses evakuasi korban. Pada Senin (1/10), atlet Petra Mandagi dan Glen Montoalu, sudah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. “Semua jenazah atlet yang ditemukan berada di reruntuhan bangunan Hotel Roa-roa,” terang Imam.

Hotel Roa-roa yang berada di Kota Palu, menjadi salah satu titik evakuasi terberat akibat bencana gempa dan tsunami di wilayah tersebut pada Jumat (28/9). Gempa berkekuatan 7,4 skala richter itu, mengakibatkan tsunami setinggi hampir dua meter. Goncangan gempa ikut merontokkan bangunan Hotel Roa-roa yang tingginya mencapai delapan lantai. Sementara tsunami, menyapu korban.

Sampai saat ini, lebih dari 1.200 korban meninggal dunia. Di antara korban tewas, adalah para atlet paralayang yang sedang mengikuti festival paralayang internasional Palu Nomoni. Tercatat ada 32 peserta atlet paralayang dari dalam dan luar negeri yang ikut dalam gelaran tersebut. Ketua Paralayang Indonesia (PB FASI) Wahyu Yudha, kepada wartawan mengatakan, dari jumlah atlet paralayang tersebut beberapa di antaranya dari Korea Selatan (Korsel), Singapura, dan Belgia.

“Semua peserta kebanyakan menginap di Hotel Roa-roa. Termasuk teman-teman yang ditemukan meninggal dunia,” ujar dia, Selasa (2/10). Beberapa atlet dari luar negeri, pun menginap di hotel tersebut. Termasuk Lee Dong-jin atlet paralayang asal Korsel yang sampai hari ini masih dinyatakan belum ditemukan. Dua atlet lain yang belum ditemukan dan teridentifikasi menginap di hotel tersebut, yakni Reza Kambey dan Fahmi yang juga prajurit TNI dari angkatan udara.

Wahyu mengatakan, dua atlet paralayang yang tewas tertimbun dalam runtuhan Hotel Roa-roa, Ardi Kurniawan dan Reza Kambey merupakan atlet peltnas yang ikut serta dalam Asian Games 2018. Di festival Palu Nomini, keduanya jejeran atlet dengan reputasi paling tinggi. Sedangkan Franky Kowaas, selain atlet paralayang juga merupakan instruktur pendakian Puncak Cartens Jaya Wijaya di Papua.  

Adapun para pilot paralayang lainnya yang selamat, saat ini, kata Wahyu sudah berada di Jakarta setelah berhasil dievakuasi. Adapun dari PB FASI kata dia, juga ikut mengiriman tim relawan dan perbantuan proses evakuasi dan pencarian korban gempa dan tsunami di Palu.

Baca juga: Fenomena Likuifaksi dan Tenggelamnya Rumah-Rumah di Petobo

Baca juga: Penjarahan di Palu dan Warga yang tak Ingin Disebut Menjarah

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2xTmlXT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Empat Atlet Paralayang Jadi Korban Gempa Palu"

Post a Comment

Powered by Blogger.