Search

Di Hari Batik, Indramayu Ciptakan Motif Batik Mangorove

Penggunaan pewarna dari buah mangrove ini aman bagi lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Bangsa Indonesia harus bangga, karena memiliki warisan dunia yang telah diakui Badan PBB untuk pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan, atau UNESCO, yaitu kain batik. Penetapan batik sebagai warisan dunia, diperingati setiap tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Sebagai upaya dalam melestarikan kain batik, sekaligus melestarikan lingkungan pesisir, Pertamina RU VI Balongan bekerja sama dengan kelompok Jaka Kencana (Rumah Berdikari) telah berhasil mengembangkan inovasi berupa pewarna alami batik. Pewarna alami batik itu berasal dari hasil olahan pohon mangrove jenis Rhizophora sp dan Criops sp.

Selain pewarna alami, kelompok tersebut juga berkreasi dengan mendesain motif batik bercorak khas mangrove. "Pertamina berharap, inovasi batik dengan motif dan pewarna alami mangrove ini, dapat mengingatkan pemakainya, untuk selalu menghargai lingkungan hidup dan budaya bangsa," kata Unit Manager PT Pertamina (Persero) RU VI Balonga, Rusam Aji, kepada Republika.co.id, Selasa (2/10).

Ketua Kelompok Jaka Kencana Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu Abdulatif (47 tahun) mengatakan, Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah penghasil batik di Tanah Air. Produknya pun, kata dia, sudah banyak merambah pasar domestik maupun mancanegara.

Namun, kata Abdulatif, ada yang mengusik relung hatinya dari pembuatan batik selama ini. Kegundahan itu karena selama ini, para pembatik menggunakan bahan-bahan kimia yang limbahnya dapat mencemari lingkungan. 

"Ini yang membuat saya prihatin," ungkapnya. Di sisi lain, dia pun melihat potensi lingkungan di kawasan pesisir yang begitu melimpah. Yakni kawasan hutan mangrove.

Dari hutan mangrove itu, kata Abdulatif, mampu menghasilkan buah yang dapat dijadikan bahan pewarna alami. "Awalnya, buah mangrove itu jarang dimanfaatkan, kecuali ada program penghijauan," ujarnya.

Dari potensi buah mangrove yang melimpah itu, akhirnya terpikir dalam benak Abdulatif untuk membuat pewarna alami yang aman untuk lingkungan. "Sebenarnya, masalah warna dari buah mangrove ini sudah digunakan oleh orang-orang terdahulu, tapi tidak berkembang seperti penggunaan bahan pewarna kimia," ujarnya.

Karena itu, dirinya bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan, untuk mengembangkan pewarna alami ini sebagai bahan pembuatan batik khas Indramayu. "Kita akhirnya punya motif batik mangrof. Ini yang sedang kita usahakan juga untuk membuat patennya," kata Abdulatif.

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2xUVJ8P

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Di Hari Batik, Indramayu Ciptakan Motif Batik Mangorove"

Post a Comment

Powered by Blogger.