Bank Data Riset Keagamaan, Ini Manfaatnya

hasil riset perlu dinikmati dan dibaca banyak orang sebagai bagian dari kemanfaatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasubdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi menambahkan, kehadiran MORA-REF maupun MORA-BASE sebenarnya bagian ikhtiar inovatif Kemenag di bidang peningkatan hasil riset yang terpublikasi dan layanan jurnal yang bereputasi.

Kedua sistem ini diharapkan dapat mengoptimalkan proses reproduksi ilmu pengetahuan. Kemudian juga dapat membantu peningkatan kompetensi fungsional dosen dan akreditasi perguruan tinggi keagamaan Islam.

"Baik MORA-BASE maupun MORA-REF, keduanya merupakan ikhtiar-solutif atas sejumlah keprihatinan yang sementara ini ditemui di sekitar kita," jelasnya.

Lebih detail, MORA-BASE merupakan aplikasi yang mampu mempertemukan dosen, peneliti, dan penulis yang ingin mengirimkan tulisan dan hasil-hasil risetnya pada jurnal yang bereputasi. Dalam hal ini terutama karya yang sesuai dengan kepentingan para pengelola jurnal yang membutuhkan sejumlah artikel layak untuk dimuat. Tak lupa juga sebuah riset yang memiliki bobot kualitas tinggi.

Menurut Suwendi, hasil riset perlu dinikmati dan dibaca banyak orang sebagai bagian dari kemanfaatan riset secara sosial. Dengan demikian, aktivitas riset lebih fungsional sehingga tidak semata memenuhi proses penilaian angka kredit tenaga fungsional dosen.

Di sisi lain, para pengelola jurnal membutuhkan juga sejumlah artikel berkualitas dalam jumlah besar. Cara ini diharapkan tidak menghalangi konsistensi waktu dan kontinyuitas penerbitan jurnal. Dua kepentingan ini, kata dia, bisa dipertemukan dalam satu aplikasi, yakni MORA-BASE.

"Dengan demikian, MORA-BASE berkontribusi akan memperbesar terpublikasinya hasil-hasil riset di kalangan dosen dan peneliti. MORA-BASE pun akan meningkatkan kontinyuitas penerbitan jurnal sehingga pada gilirannya dapat menciptakan jurnal-jurnal yang bereputusi dan terakreditasi," terang Suwendi.

Let's block ads! (Why?)