Search

LSI: Ijtima' Ulama II Pengaruhi Elektabilitas Paslon Pilpres

Lingkaran Survei Indonesia menggelar survei pada 14-22 September 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa peristiwa sebelum masa kampanye Pilpres 2019 dimulai cukup memberikan efek terhadap angka elektabilitas terhadap masing-masing pasangan calon (paslon). Di antaranya peristiwa Ijtima' Ulama II yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.

"Setelah Ijtima' Ulama II, dukungan untuk Prabowo-Sandi naik dan turun," ungkap peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adrian Sopa, dalam konferensi pers di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (27/9).

Berdasarkan survei yang dilakukan LSI Denny JA pada 14-22 September lalu itu, dengan total responden sebanyak 1.200 orang, dukungan terhadap paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dari basis Presidium Alumni (PA) 212 meningkat. Basis PA 212 sebesar 3,7 persen dari total responden.

Pada Agustus 2018, dukungan terhadap pasangan Prabowo-Sandi sebesar 61,1 persen. Satu bulan setelahnya, pada September 2018, dukungan terhadap pasangan ini meningkat 13,9 persen menjadi 75 persen.

Masih dari basis yang sama, dukungan terhadap pasangan Joko Widodo (Jokowi)-K.H Ma'ruf Amin menurun. Pada Agustus 2018, dukungan terhadap mereka sebesar 27,8 persen. Pada September 2018, dukungan mereka turun menjadi 16,7 persen.

Namun, berdasarkan basis Nahdlatul Ulama (NU), sebesar 43,9 persen dari total responden, dukungan terhadap Prabowo-Sandi justru menurun. Jika pada Agustus 2018 sebesar 27,0 persen dukungan ada pada mereka, pada September 2018 menurun menjadi 26,1 persen. Berbeda dengan pasangan Jokowi-Ma'ruf yang meningkat sebesar 0,8 persen menjadi 55,5 persen pada September 2018.

Penurunan jumlah dukungan pada pasangan nomor urut 02 itu juga terjadi di segmen masyarakat yang ingin Indonesia berjalan khas dengan Pancasila, di mana 74,3 persen dari total 1.200 responden berada pda segmen ini. Pada Agustus 2018, dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebesar 30,4 persen dan turun pada September 2018 menjadi 29,8 persen. Dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf pada segmen ini meningkat dari 54,2 persen menjadi 54,8 persen.

Dukungan terhadap masing-masing paslon dari segmentasi masyarakat yang ingin Indonesia seperti Timur Tengah juga cukup berubah banyak. Jika pada Agustus 2018 dukungan lebih banyak ke sisi Jokowi-Ma'ruf, yakni 43,5 persen, pada September dukungan lebih banyak ke pihak Prabowo-Sandi dengan jumlah 50,0 persen.

"Untuk segmen muslim, Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi, dua-duanya mengalami kenaikan dukungan. Namun dukungan segmen nonmuslim ke Jokowi-Ma'ruf naik drastis, sementara ke Prabowo-Sandi menurun drastis," ungkap Adrian.

Berdasarkan hasil survei tersebut, dukungan segmen muslim terhadap Jokowi-Ma'ruf meningkat 0,1 persen dari 52,7 persen pada Agustus 2018 menjadi 52,8 persen pada September 2018. Peningkatan juga terjadi pada Prabowo-Sandi, dari 27,9 persen pada Agustus 2018 menjadi 29,3 persen pada September 2018. Segmen muslim ini sebesar 88,3 persen dari 1.200 responden.

Kenaikan dukungan terhadap pasangan Prabowo-Sandi tidak terjadi pada segmen nonmuslim, segmen ini sebesar 28,6 persen dari total responden. Dukungan segmen nonmuslim terhadap Prabowo-Sandi justru menurun, dari 43,6 persen pada Agustus 2018 menjadi 28,6 persen satu bulan setelahnya. Peningkatan terjadi pada paslon Jokowi-Ma'ruf, dari 47,5 persen menjadi 56,8 persen dalam jangka waktu yang sama.

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2xUieKp

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "LSI: Ijtima' Ulama II Pengaruhi Elektabilitas Paslon Pilpres"

Post a Comment

Powered by Blogger.