REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras turun di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) saat seremoni penutupan Asian Games 2018, Ahad (2/9). Pedagang kaki lima di sekitar lokasi pun memutar otak agar tetap meraup rezeki.
Salah satu pedagang kaos, Remi, langsung sigap kembali ke rumahnya ketika langit Senayan mulai mendung, sore tadi. Ia pulang ke rumahnya di kawasan Palmerah, Jakarta Barat mengambil stok jas hujan plastik untuk dijual kepada pengunjung GBK.
Setelah menaruh dagangan kaos di rumahnya, ia membawa dua lusin jas hujan berbahan dasar plastik tipis. "Cuma ada segitu di rumah, saya ambil aja semua," kata dia saat dijumpai Republika.co.id di halte Transjakarta GBK.
Ia menjual jas hujan tersebut dengan harga Rp 20 ribu per potongnya. Dengan harga jual itu, ia mengaku meraup keuntungan sekitar Rp 15 ribu setiap potong.
Senada dengan Remi, Republika.co.id bertemu dengan Syamsul, pedagang suvenir Asian Games 2018. Ia juga 'banting stir' dengan mengikuti jejak rekan pedagang yang lain untuk berjualan jas hujan.
Bedanya, ia memborong jas hujan dari temannya seharga Rp 15 ribu per potong. Dengan harga jual yang sama dengan Remi, ia mendapat keuntungan sebesar Rp 5.000 per potongnya. "Cari peluang saja, ya kan?" ucap dia.
Meskipun harga jual yang dinaikkan berkali-kali lipat, tetap saja pembeli memburu jas hujan yang dijajakan pedagang. Remi dan Syamsul terlihat kewalahan melayani para pembeli yang terus berdatangan.
Salah satu pembeli, Michael, tidak punya pilihan lain saat hujan turun di GBK sejak sore tadi. Ia mengaku tidak tahu jika kawasan Senayan akan diguyur hujan.
Menurut Michael, jas hujan plastik tipis ini biasa dijual dengan harga Rp 5.000 per potong di toko kelontong. "Mau enggak mau (beli jas hujan) sih, sudah punya tiket kan enggak mungkin pulang lagi," ujarnya.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2LUyRuwBagikan Berita Ini
0 Response to "Hujan di GBK, PKL Banting Stir Menjual Jas Hujan"
Post a Comment