KENANGLAH BUMI DIPASENA
Pada pada masa kejayaannya (1985-1998) Dipasena pernah menghasilkan 2.000 ton udang perbulan dan mengekspor 20 ribu ton per tahun. Dan pada tahun 1995/1996 ekspornya pernah mencapai rekor 25 ribu ton, yang menjadikannya sebagai eksportir udang terbesar di dunia. Pertambakan itu menghasilkan devisa 300 juta dolar AS per tahun.
Pertambakan udang ini berada dalam kawasan terpadu seluas 98 ribu hektare di Lampung yang terapit antara sungai Mesuji dan sungai Tulang Bawang dengan pantai berhutan bakau sepanjang 75 Km. Kawasan pertambakan Bumi Dipasena sendiri meliputi luas 24 ribu ha di kecamatan Rawajitu Timur Kabupaten Tulang Bawang. Di dalamnya terdapat jaringan kanal sepanjang 1.300 km, pembangkit listrik 200 MW, fasilitas pendukung seperti pabrik pakan, 180 kolam penelitian, hatchery benur, serta kota mandiri berpenduduk 100 ribu jiwa.
Bumi Dipasena bukanlah kolam kosong. Kompleks pertambakan terintegrasi itu sebuah proyek pemanfaatan sumberdaya alam yang berhasil dan memperoleh berbagai penghargaan dari pemerintah Republik Indonesia. Produksinya bermutu tinggi, yang diakui oleh konsumen di berbagai negara, termasuk Jepang dan AS. Bumi Dipasena adalah permata yang dihasilkan oleh wirausahawan yang berpikir maju, strategis dan visioner sehingga menjadi mahakarya yang dikagumi. (ril)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Benarkah Bumi Dipasena Hanya Kolam Kosong dan Air Belaka?"
Post a Comment