REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Mahasiswa dan pengusaha di Indonesia dinilai harus bersiap diri untuk menghadapi dan beradaptasi terhadap revolusi industri 4.0. Hal itu mengemuka dalam Seminar Entrepreneurship dengan tema 'Entreprenuership in Industrial Revolution 4.0: Challenges, Opportunity and How to Survive', di Hall Baroroh Baried, Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Senin (27/8).
Menurut Ketua Panitia Seminar, Teti Anggita Safitri, kegiatan ini sebagai upaya memahamkan civitas akademika Unisa tentang arti penting disrupsi sebagai sebuah fenomena dalam revolusi industri 4.0. Serta menjalankan amanah perguruan tinggi untuk memberikan pemahaman tentang tantangan dan peluang di era disrupsi bagi masyarakat.
"Khususnya komunitas di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah agar lebih siap dalam mengatasi tantangan dan menemukan peluang di era ini," katanya.
Menurut dia, revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat (4.0) mendorong sistem otomatisasi di hampir semua aktivitas manusia. Akibatnya, perubahan besar pun melanda dunia bisnis dan entrepreuneurship.
Diungkapkan dosen Universitas Kebangsaann Malaysia, Mohd Daud Ismail, saat menjadi pembicara, apabila perusahaan ingin meraih kesuksesan, maka perlu pula merambah bisnis online. "Karena sekarang pasarannya lewat online,‘’ ujarnya.
Begitu pula mahasiswa, sambung Daud, perlu berpikir akan banyak sumber daya manusia yang terhapus dan diganti dengan smart technology.
Selanjutnya Daud mengatakan manfaat revolusi industri 4.0 kepada usahawan antara lain, pertama, lebih memahami pelanggandan menawarkan dukungan proaktif melalui pendayagunaan (leveraging) data/informasi loT. Kedua, memperbaiki ketepatan, memperoleh informasi berkaitan dan bermakna dari pelanggan dan respons dalam waktu nyata (realtime) dengan tujuan untuk mengubah dan meningkatkan perilaku pelanggan.
Ketiga, perusahaan berkesempatan untuk mengelola pelanggan melalui sistem dukungan pelanggan di waktu nyata. Untuk bisa lebih survive dalam revolusi industri 4.0 adalah menyadari bahwa perusahaan perlu berubah – cara berpikir dan bisnis model baru, dan menciptakan added value, menggunakan teknologi ‘smart, respons cepat, proaktif untuk mengubah pasar, perubahan pekerjaan - peningkatan produktivitas. "Dengan penggunaan smart technology membantu tugas dan meningkatkan permintaan pengguna," jelasnya.
Sementara itu, pendiri dan pemilik Waroeng Group Jody Broto Suseno menganjurkan kepada para mahasiswa karena jika hendak membuka usaha harus mulai dari mahasiswa. ‘’Kalau mahasiswa usaha itu anggap saja belajar. Sehingga akan lebih siap dalam menghadapi dunia usaha."
Seperti halnya Jody, ia mengaku mulai usaha ketika masih mahasiswa semester tujuh. ‘’Kalau mau usaha itu harus tahu apa yang dibutuhkan pelanggan,’’ katanya menambahkan.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2PGXjm8Bagikan Berita Ini
0 Response to "Unisa Yogyakarta Gelar Seminar Revolusi Industri 4.0"
Post a Comment