REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi, Indeks Harga Konsumen (IHK) akan menyentuh angka minus 0,02 persen pada Agustus secara month on month (mom). Nilai ini lebih rendah dibanding dengan kondisi pada Juli yang mencatat inflasi 0,28 persen. Prediksi ini disampaikannya berdasar Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilaksanakan BI pada pekan keempat Agustus.
Dengan kondisi tersebut, Perry memperkirakan, inflasi secara tahunan mencapai 3,24 persen. Meski data dari Badan Pusat Statistik (BPS) belum keluar, diprediksi tingkat inflasi versi BPS tidak akan jauh berbeda. "Message-nya, inflasi rendah," tuturnya ketika ditemui di Komplek BI, Jumat (31/8) siang.
Harga Beras di Sukabumi Mulai Alami Kenaikan
Salah satu faktor pemicu deflasi pada Agustus ini adalah penurunan harga bahan bergejolak (volatile food) yang mulai mengalami penurunan. Perry mengatakan, inflasi yang relatif terjaga tersebut menjadi gambaran bahwa stabilitas makro ekonomi Indonesia berada dalam kondisi baik.
"Stabilitas sistem keuangan kita tetap terjaga, intermediasi juga kuat," katanya.
Di sisi lain,defisit neraca berjalan atau current account deficit (CAD) masih berada di 2,6 persen pada semester pertama tahun ini. Tapi, Perry optimistis, dengan berbagai strategi pengendalian yang sudah dilakukan, tekanan rupiah dari sisi defisit dapat berkurang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan semakin membaik di tengah gejolak global.
Perry menegaskan, kebijakan pemerintah Indonesia yang prudent menjadi keunggulan sekaligus perbedaan dengan negara berkembang lain. Pengelolaan perekonomian dari kebijakan monter dan fiskal dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Sinergitas antar lembaga termasuk Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan juga mendukung antisipasi ini.
Komitmen ini ditargetkan Perry dapat menurunkan CAD hingga 2,2 miliar dolar AS sehingga mengarah di 2,5 persen dari PDB. Untuk tahun depan, pemerintah akan mengarahkan ke sekitar dua persen. "Tidak hanya dengan mengurangi impor tapi juga peningkaan ekspor," ucapnya.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (31/8) pagi tertekan 12 poin. Kurs rupiah bergerak melemah ke posisi Rp 14.630 dibanding sebelumnya Rp 14.618 per dolar AS.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2PmjKfmBagikan Berita Ini
0 Response to "BI Prediksi Agustus Deflasi 0,02 Persen"
Post a Comment